Profil
- Kamis, 24 Juni 2021
- Berita Pengumuman Sekilas-info
- admin1
- 4 komentar
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MTS NEGERI 3 TULUNGAGUNG
(Agus Wibowo: Agustus 2020)
Pada tahun 1964 beberapa tokoh muslim di desa Aryojeding dan sekitarnya mendirikan lembaga pendidikan yang setingkat dengan SMP, yaitu PGAP (Pendidikan Guru Agama Pertama). Pendirian lembaga pendidikan tersebut dipelopori oleh Bapak H. Mansur dan Bapak Hasyim Aly. Pada waktu itu status lembaga pendidikan tersebut adalah masih swasta.
Kemudian pada tahun 1968 Bapak Ustadz Hasyim Aly selaku wakil dari tokoh masyarakat mengusulkan ke Departemen Agama Republik Indonesia di Jakarta untuk mengubah PGAP menjadi MTs AIN.
Karena lembaga pendidikan PGAP pada waktu itu sudah dianggap layak dengan adanya siswa yang cukup banyak dan dengan tersedianya sarana dan prasarana yang sudah cukup memadai, maka pemerintah menetapkan kebijakan baru tentang status lembaga pendidikan tersebut. Kemudian pada tanggal 23 Juli 1968, pemerintah menetapkan perubahan status yang tadinya mempunyai status swasta berubah menjadi negeri, yang pada mulanya bernama PGAP berubah menjadi MTs AIN (Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri) Aryojeding yang pada waktu itu dikepalai oleh Bapak Sukatno.
Pada tahun 1980, pemerintah membuat kebijakan baru lagi yang berkaitan dengan pemberian nama lembaga tersebut. Yakni, dari MTs AIN berubah menjadi MTsN Aryojeding, yang pada saat itu dikepalai oleh Drs. H. Ahmad Kholik.
MTsN Aryojeding merupakan MTsN yang tertua di Tulungagung yang menjadi pusat rayon ujian negara. MTsN Aryojeding ini membawai beberapa MTs yang berada di Blitar, MTs di Tulungagung, dan MTs yang berada di Trenggalek, seperti MTs Kauman Srengat, MTs Tunggangri, MTs Kampak Trenggalek, MTs Ma’arif Ngantru (Pucung), sehingga MTsN Aryojeding pernah menjadi filial dari MTs yang berada di Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung. Pada tahun 1990 yang menjadi Kepala MTs Negeri Aryojeding adalah Bapak Drs. H. Miftahul Huda. Kemudian tahun 1997, pemerintah membuat kebijakan bahwa MTs filial harus ditiadakan atau harus berubah statusnya menjadi MTs Negeri atau Swasta. Dengan adanya kebijakan tersebut maka MTs yang dahulu berada di bawah MTsN Aryojeding harus mengubah statusnya menjadi MTs Negeri atau Swasta sesuai dengan kondisi di masing-masing MTs tersebut. Sehingga MTsN Aryojeding tidak lagi membawahi sejumlah MTs yang berada di sekitar Tulungagung.
Pada tahun 2001, MTsN Aryojeding ini berada dibawah kepemimpinan Drs. H. Widji. Dan pada saat ini masih menjadi sub rayon ujian negara dan menjadi KKM (Kelompok Kerja Madrasah), yaitu yang terdiri dari
- MTs Darussalam Aryojeding
- MTs Ar-rosydiyah Sumberagung
- MTs PSM Tanen Rejotangan
Di tahun 2005 – 2010 MTsN Aryojeding seperti menemukan Sosok Bapak Kembali. Hal ini dikarenakan pada kepemimpinan Bapak Drs. H. Nur Rohmad, M.Pd. sangatlah mengayomi semua warga masyarakat madrasah, sering bercengkerama dengan bawahan. Rasa Kekeluargaan sangatlah terasa dan dirasakan oleh semua warga madrasah. Di era ini mulai adanya Pekan Olah Raga dan Seni di tingkat kabupaten sampai provinsi lagi. Olah raga yang selalu menjadi andalan adalah Bola voli dan atletik. Siswa – siswi MTs Negeri Aryojeding selalu dan selalu menjadi Tim Utama yang dikirim ketingkat provinsi. Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat Rejotangan adalah senang dengan olah raga bola voli, sehingga semua kalangan masyarakat mulai dari camat sampai desa-desa banyak terdapat madrasah/klub bola voli dan bahkan hampir setiap kampung terdapat lapangan Bola Voli.
Seiring berjalannya waktu kepemimpinan di gantikan oleh Bapak H. Maksum, M.Ag. dalam kepemimpinan beliau tidak terlalu lama karena langsung digantikan oleh Bapak Drs. H. Suryani, M.Ag. Pada Kepemimpinan baliau ini telah menjadikan pijakan pertama untuk pembangunan musholla yang berubah menjadi Masjid. Namun Belum usai usaha untuk menjadikan masjid, Beliau sudah harus pindah tugas ke kemenag kabupaten menjadi Kabid Pendma Kabupaten Tulungagung. Yang kemudian MTs Negeri Aryojeding di gantikan oleh Bapak Drs. H. Muhamad Dopir, M.Pd.I.
Pada Tahun 2016 terjadi perubahan nama dari MTsN Aryojeding berubah menjadi MTsN Rejotangan. Dan kemudaian nama tersebut berubah lagi pada bulan november tahun 2017 mennjadi MTs Negeri 3 Tulungagung sampai sekarang. Perubahan nama tersebut didasarkan dari keputusan kementerian agama pusat. Pada masa perubahan tersebut di pimpin oleh Bapak Drs. H. Muhamad Dopir, M.Pd.I.
Pada Masa kepimpinan Beliau nama MTsN 3 Tulungagung selalu disebut - sebut di kancah Nasional. Hal ini dikarenakan prestasi dari siswa – siswi MTsN 3 Tulungagung yang mampu meraih prestasi Nasioanal dalam ajang Kompetisi Sains Madrasah Nasional 3 kali berturut-turut, yaitu juara 2 KSM Nasional Bidang Biologi, ditahun berikutnya Juara 1 KSM Nasional Bidang Matematika dan kemudaian ditahun berikutnya juga juara 1 KSM Nasional Bidang IPA.Selama mulai ada Olimpiade sains Madrasah, Bidang IPS, IPA dan Matematika selalu setiap tahun nama MTs Negeri 3 Tulungagung berada di Provinsi Jawa Timur dan yang menjadi daya saing kuat adalah dari MTs Negeri 1 Malang dan MTs Amanatul Ummah yang berlokasi di Pacet Mojokerto.
Dalam Bidang Non akademik MTs Negeri 3 Tulungagung tetap meruncingkan gigi taringnya bahkan semakin tajam. Prestasi dari anak-anak Atletik yang sering sampai tingkat Provinsi Jawa Timur bahkan ada beberapa alumnus yang masuk dalam Pelatnas sampai sekarang. Di bidang Olah raga futsal juga tidak mau kalah yang terus menapaki karier prestasi mulai di event – event tingkat kabupaten maupun karisidenan kediri. Selain Olah raga, jiwa seni dari siswa – siswi MTs Negeri 3 Tulungagung tidak ketinggalan prestasinya dengan yang lain, seperti Seni Kaligrafi sering menjuarai tingkat kabupaten dan menjadi pesaing-pesaing tingkat provinsi.
Kemudian dalam bidang keagamaan pada masa Bapak Drs. H. Muhamad Dopir, M.Pd.I merintis kelas Tahfidz. Dan Hasilnya sampai sekarang sudah banyak siswa – siswi MTs Negeri 3 Tulungagung yang diterima di Madrasah impian dengan tanpa tes dan bahkan mendapatkan bea siswa dari prestasinya menghafal Al Qur’an tersebut.
Pada masa ini pula MTs Negeri 3 Tulungagung berani melaksanakan UNBK yang pertama di antara madrasah SMPN/MTsN se kab Tulungagung. Terobosan tidak berhenti sampai disini, tetapi juga melakukan terobosan absen siswa menggunakan finger print.
Perkembangan MTs Negeri 3 Tulungagung ini semakin lama semakin baik bahkan dapat dikatakan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini dapat diketahui dari keadaan siswa yang semakin bertambah banyak, maupun dapat diketahui dari pesatnya perkembangan gedung yang dibarengi dengan bertambahnya sarana dan prasarana yang semakin lengkap dan memadai sehingga saat ini pun masih melakukan pembangunan prasarana yang lain. Jumlah ruang kelas menjadi 30 kelas dengan rincian : kelas 7 ada 10 ruang, kelas 8 menjadi 10 ruang dan kela 9 ada 10 ruang.
Dengan bertambhanya ruang kelas otomatis menambah siswa menjadi lebih banyak lagi. Sehingga ruang yang dahulunya menjadi ruang aula sekarang dijadikan ruang kelas. Siswa MTs Negeri 3 Tulungagung tidak hanya berasal dari lingkungan Kecamatan Rejotangan dan Ngunut saja, bahkan ada dari kecamatan Kalidawir, Kecamatan Sumbergempol, Kecamatan Tulungagung dan ada yang dari Kabupaten Blitar.
Pada masa kepemimpinan Berikutnya adalah Bapak Drs. H. Hadi’ Burhani, M.Ag. Beliau adalah adalah putra asli dari Kecamatan Rejotangan, yang tentunya terus melakukan pembaharuan – pembaharuan untuk lebih meningkatkan elektabilitas MTs Negeri 3 Tulungagung. Terobosan – terobosan baru selalu dicoba dan diberikan kepada warga masyarakat semua. Presatasi – prestasi peserta didiknya tetap terus menjadikan saingan di tingkat Nasional. Dan pertama kalinya Mapel IPS bisa mengikuti OSN dan KSM tingkat Nasional. Prestasi lainnya siswa tetap menjadi perhitungan di tingkat kabupaten, karisidenan dan Provinsi bahkan ke tingkat nasional. Baik dalam bidang akademik maupun non akademik.
Pada awal tahun 2019 disaat memperingati Hari Amal Bhakti Kemenag yang dilaksanakan dilapangan Beji Desa Beji Kecamatan Boyolangu sejumlah 16 Guru MTs Negeri 3 Tulungagung mendapatkan Satya Lencana dari Pemerintah Pusat. Hal ini tentunya tidak terlepas dari jerih payah beliau – beliau dalam peranannya membina siswa – siswi MTs Negeri 3 Tulungagung dengan penuh tanggung jawab, disiplin, amanah, ikhlas, sehingga menjadikannya sukses sampai hari ini.
Sumber daya manusia dalam hal ini bapak ibu guru dan karyawan tidak perlu diragukan lagi, mereka terus dan merasa terpacu oleh kondisi lingkungan, yang harus terus berubah demi peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan dan latihan yang diadakan oleh kemenag maupun diknas selalu diikuti oleh guru dan karyawan. Selain itu mereka juga sering mengikuti kegiatan – kegiatan keilmuwan lainnya diluar instansi tersebut.
Hasilnya ada beberapa guru yang lolos menjadi guru terbaik di tingkat jawa timur, dan yang baru ini salah satu guru mapel IPS MTs Negeri 3 Tulungagung terpilih sebagai penulis RPP tingkat nasional. Selain itu di MTs Negeri 3 Tulungagung pada awal tahun 2020 mendapatkan penghargaan tertinggi di tingkat karisidenan Kediri sebagai Bendahara terbaik, akuntabel dan tercepat dalam pelaporan.
Nama MTs Negeri 3 Tulungagung dibuat harum lagi dengan prestasi siswa-siswi yang mengikuti ekstra tahfidz bisa hafal melebihi dari target madrasah yang sudah di programkan 3 tahun yang lalu. Mereka banyak diterima di madrasah/madrasah unggulan tanpa mengikuti kegiatan tes atau yang lainnya, bahkan mendapatkan bea siswa pendidikan.
Prestasi yang tak kalah pentingnya di masa pandemi ini adalah telah selesainya pembangunan masjid yang sempat terhenti di masa sebelumnya. Dan dengan selesainya pembangunan masjid tersbut, nanti kedepan akan bisa digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya selain sholat berjamaah, maupun kegiatan rohis lainnya.
Berikut adalah daftar nama Kepala MTs Negeri 3 Tulungagung Mulai awal berdiri sampai sekarang:
4 Komentar
"haaaaaa"
"tyuol"
"halo"